My Photo Skulll

Pertarungan seru

naruto vs sasuke timeskip 2

11.04.2008

congratulation to mr. Obama

hari ini 5-11-2008

CONGRATULATION TO MR. OBAMA
WE CAN CHANGE

akhirnya rakyat amerika memutuskan presiden mereka yg baru yaitu obama,
obama menjanjikan perubahan kepada rakyat amerika, Mc cain juga mengakui kekalahan dlm pidatonya

Read More...... Read More..

11.03.2008

Connecting class




Duta organisasi Internasional yang bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan, 'British Council' mengunjungi dua Sekolah Berstandar Internasional (SBI) di Samarinda, Kaltim, yakni SMP Negeri I dan SMP Negeri II, Selasa (4/11).

Program Manager Connecting Classroom Asian Dialogues, David Mathias serta dua orang guru dari Ridings High School, United Kingsdom (Inggris), Robert Ford dan Gareth Kell, langsung disambut Lagu Mahakam yang dinyanyikan vokal grup SMPN I Samarinda.

"Maksud kedatangan duta organisasi internasional yang bergerak di bidang pendidikan dan budaya itu, yakni mempresentasikan program 'Connecting Classroom Asian Dialogues' (memfasilitasi siswa-siswa di Asia dan Inggris untuk berinteraksi dan bertukar informasi tentang lingkungan masing-masing) melalui internet," kata Guru Pembimbing SBI SMPN I, Iksan kepada wartawan di Samarinda, Selasa.

Program Connecting Classroom Asian Dialogues kata dia, diikuti tiga negara yakni, Indonesia, Thailand dan Inggris.

"Presentasi ini sebagai lanjutan presentasi MoU (Memorandum of Understanding) di Sukhotai, Thailand pada Mei 2008 lalu. Kota Samarinda, diwakili dua SBI rintisan yakni SMPN I dan SMPN II," katanya.

Pada kunjungan kali ini, kata Iksan, David Mathias mempresentasikan program 'Connecting Classroom Asian Dialogues' kepada guru dan perwakilan orang tua siswa yang diwakilkan Ketua Komite SMPN I Bambang Susilo, wakil Ketua Komite HR Daeng Naja serta Bendahara Komite SMPN I, Sigit Sigalayan.

"David Mathias menilai, prestasi siswa dan siswi dari Indonesia khususnya Samarinda cukup tinggi, baik sistem maupun metode pendidikan yang diterapkan. Perhatian pemerintah kata David Mathias pada dunia pendidikan juga cukup besar," katanya.

"Hal itu tergambar dari kunjungan anggota British Council itu ke beberapa sekolah, khususnya dua SBI di Samarinda," ungkap Iksan.

Senada Program Manager Connecting Classroom Asian Dialogues, perwakilan guru dari Ridings High School, United Kingsdom, Robert Ford, mengakui, sistem interaksi sekolah di Indonesia, khususnya di Samarinda sama dengan di Inggris maupun di Amerika.

Dia menilai, interaksi guru, siswa maupun orang tua murid cukup baik seperti yang terjadi di Inggris dan Amerika. Hal itu terlihat saat presentasi berlangsung dihadiri semua komponen sekolah, termasuk orang tua siswa, ujar Guru Pembimbing SBI SMPN I Samarinda.

Pada kesempatan itu pula para siswa program SBI baik dari SMPN I maupun SMPN II melakukan rekaman untuk program 'connecting classroom asian dialogues'. Siswa dilatih untuk merekam suara dengan cara memperkenalkan diri menggunakan bahasa Inggris.

Hasil rekaman itu itu selanjutnya diupload ke web khusus program tersebut.

"Melalui program ini, kami berharap anak-anak di seluruh dunia bisa saling berkenalan yang menjadi cikal-bakal menciptakan perdamaian di dunia," ungkap iksan

Read More...... Read More..

7.30.2008

Pengalaman MOS Di Spanza

Hari pertama saya di Spanza sangat menegangkan, saya di tes terlebi dahulu agar dapat memperoleh hasil untuk masuk ke kelas SBI, hari pertama pun berlalu saya dapat mengerjakan tugas dengan baik sehingga saya dapat pulang dengan tenang, keesokan harinya saya melanjutkan tes berikutnya, hingga hari pengumuman tiba, tidak menyangka saya dapat lolos ke tahap selanjutnya, ke tahap wawancara, psikotes, dan tes komputer . Saya dapat menyeselaikannya dengan baik walaupun saya tidak berpikir jawaban saya betul semua . Hari pengumuman kelulusan tiba saya merasa deg.........degan akhirnya pengumuman tiba saya tidak menyangka saya dapat masuk ke kelas SBI SMPN 1 Samarinda.
Hari petama MOS saya merasa deg................................degan, melihat muka kakak2 OSIS yang seperti kuburan ohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.......................................................Tapi saya akan berusaha untuk tetap tegar agar bisa menjadi siswa SMPN 1 Samarinda. Hari kedua mulai menegangkan tidakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk, karena Pak Hatta menyuruh para siswa baru utk meminta tanda tangan OSIS dan Panitia okkkkk hari inin berjalan lancarrrrrrrrrrrrr. Hari terakhir tiba saya mulai degg....................degan bukan main saya kira saya akan di kerjain habis2222an wahhhhhh...................................... Ternyata tidak seburuk ituuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu,saya malah diajak berteman sama kakak OSIS aduduhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh........................... Senangnya hati saya saat ditanyai seperti itu weeeeewwwwww OK itulah pengalaman saya saat MOS di SMPN 1 Samarinda


Read More...... Read More..

7.08.2008

AsIkNyA Frienster

Saat pertama kali mengenal frienster aku menganggap frienster itu tidak asyik. Entah mengapa lama-lama melihat orang bermain bersama frienster itu terlihat sangat mengasikkan wahhhhhhhh tidak terbayang sekali. Akhirnya aku penasaran ama frienster sooooooooooooo................... aku mencoba membuat frienster dengan bantuan kakakku 'n' anak-anak bubuhan Green Cyber Comunity sooooooo..................... aku belajar dan akhirnya aku merasa tertarik dgn frienster. Senang dan bangganya aku dapat beteman dengan kalian kunjungi friensterku di http://www.friendster.com/satriadananjaya


Read More...... Read More..

7.03.2008

puisi kebangkitan

Garis cakrawala adalah bayangan hampa
Memancar sinar mutiara katulistiwa
Mimpi-mimpi Sempurna datang menghampiri
Sampurnakan pertemuan rasa menggapai mimpi

Hampar luas mega terbentang
Memberi ruang gerak tak terbatas
Menggapai bintang tertinggi diatas
Menerangi bumi dengan cahaya terang

Percikan rasa menyapu nuansa
Menatap diantara yang akan
tuk memberi pencerahaan
Wujudkan angan dan asa

Dengan semangat tersimpan
Dengan tekat tertanam
Kubaktikan semua termiliki
Kepada negeri tercinta ini

Dengan harap menggebu
Menderap langkah kaki tertuju
Demi kejayaan tanah ku tercinta
Tanah Tercinta Indonesia




Read More...... Read More..

7.02.2008

MEMBANGKITKAN KEMBALI BANGSA

Ada satu hal yang sudah selama puluhan tahun tidak menjadi pemikiran banyak orang, yaitu gejala bahwa Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei sudah tidak lagi diperingati secara khidmat atau selayaknya sebagai peristiwa yang penting dalam sejarah bangsa. Bagi mereka yang masih ingat kepada masa di bawah kepemimpinan Bung Karno, maka terasa sekalilah betapa besar bedanya antara peringatan Hari Kebangkitan Nasional sebelum 1965 dengan yang diselenggarakan selama Orde Baru. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang diselenggarakan sampai 1965 selalu sarat dengan dikobarkannya semangat untuk menghormati jasa-jasa para perintis kemerdekaan, semangat untuk mempersatukan bangsa, semangat untuk bersama-sama meneruskan revolusi menuju masyarakat adil dan makmur. “Api” kebangkitan bangsa ini terasa menyala-nyala dalam kesempatan semacam itu.

Sayang sekali, bahwa justru “api” inilah yang selama Orde Baru menjadi terasa pudar, redup atau “loyo”. Maka, adalah menarik (dan penting) bagi kita semua untuk merenungkan mengapa timbul gejala-gejala semacam itu. Memang, selama Orde Baru ada juga berbagai peristiwa bersejarah (antara lain : Hari Pahlawan 10 November, peringatan 17 Agustus, hari Sumpah Pemuda, hari lahirnya Pancasila, Hari Kartini dll) yang diperingati. Namun, apakah peringatan-peringatan itu bisa menyentuh jiwa banyak orang sebagai pendidikan moral dan politik? Dan, apakah peringatan-peringatan itu diselenggarakan oleh orang-orang yang betul-betul menghayati pentingnya peristiwa-peristiwa bersejarah itu ? Atau, apakah peristiwa itu diadakan sekadar sebagai upacara ritual yang “mengambang”, yang tidak berbobot, yang dangkal, dan yang sama sekali tidak berisi pesan-pesan yang berarti?

Semua soal tersebut di atas patut kita telaah. Barangkali, para pakar ilmu sejarah, pakar ilmu politik, dan pakar lainnya, dapat memberikan sumbangan untuk meneliti mengapa selama 32 tahun Orde Baru masalah-masalah sejarah perjuangan bangsa, masalah revolusi 45, masalah pendidikan moral dan pendidikan politik terasa sebagai terabaikan atau terbelakang sekali.

BUNG KARNO ADALAH DILEMMA BAGI ORDE BARU

Kalau kita telusuri dengan cermat, maka akan nyatalah bahwa masa Orde Baru yang puluhan tahun adalah periode panjang yang “mandul” dalam hal pendidikan moral bangsa, “gersang” dalam hal pendidikan politik bangsa, atau “steril” dalam hal pendidikan tentang pengabdian kepada kepentingan rakyat. Dengan dalih mengutamakan pembangunan, maka pendidikan politik telah digencet selama puluhan tahun. Kasarnya, Orde Baru adalah suatu sitem politik yang takut kepada kesadaran politik rakyat. Yang pernah dilakukan oleh Orde Baru adalah indoktrinasi politik secara otoriter dan juga salah arah, yang justru mematikan kehidupan politik yang demokratis atau kerakyatan.

Dari sudut inilah kita bisa mengerti mengapa selama puluhan tahun Orde Baru telah berusaha menghilangkan peran Bung Karno dari sejarah bangsa. Dan di sini pulalah letak dilemma yang dihadapi oleh Orde Baru. Sebab, seandainya tokoh-tokoh Orde Baru mau berbicara tentang sejarah (yang benar) tentang perjuangan bangsa, maka terpaksalah mereka juga berbicara tentang peran dan ketokohan Bung Karno. Sedangkan, bagi Orde Baru, berbicara tentang ketokohan Bung Karno (yang sebenarnya!) adalah merugikan. Sebab, Bung Karno adalah musuh Orde Baru. Sejarah (yang sebenarnya) tentang latar belakang penggulingan kekuasaan Bung Karno oleh para pendiri Orde Baru/GOLKAR adalah sesuatu yang tidak bisa dibangga-banggakan oleh mereka, bahkan telah ditutup-tutupi, atau diputar-balikkan (tentang soal ini ada catatan tersendiri).

Oleh karena itu, seperti yang kita saksikan selama puluhan tahun, Orde Baru telah menempuh berbagai cara untuk “memperkecil” peran dan ketokohan Bung Karno dalam sejarah perjuangan bangsa, atau “merusak”-nya sama sekali. Antara lain dengan menyebarkan isyu tentang keterlibatannya dalam G30S, atau mengecam kedekatannya dengan PKI. Orde Baru juga menciptakan suasana sehingga para pejabat atau tokoh-tokoh masyarakat tidak berbicara atau menyinggung nama Bung Karno dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat publik. Karena itu, selama puluhan tahun, banyak orang yang takut atau segan, atau tidak mau menyinggung nama Bung Karno, ketika mereka berbicara tentang sejarah perjuangan melawan kolonialisme Belanda atau ketika bicara tentang revolusi 45.

Sekadar sebagai contoh : adalah suatu hal yang menarik, kalau di kemudian hari bisa diadakan penelitian tentang pidato-pidato Suharto selama 30 tahun menjabat sebagai presiden. Berapa kalikah selama itu ia pernah bicara tentang sejarah kebangkitan nasional, tentang perjuangan menentang imperialisme dan kolonialisme, tentang peran sejarah Bung Karno, tentang revolusi 45, tentang lahirnya Pancasila?

BUNG KARNO ADALAH PROMOTOR KEBANGKITAN BANGSA

Dalam memperingati Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei, mau tidak mau kita harus mengingat kembali perjalanan sejarah bangsa kita, yang dimulai dengan lahirnya gerakan nasionalis pertama Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908, hampir seratus tahun yang lalu. Pergerakan nasional ini dipimpin oleh Dokter Soetomo di Jakarta. Dengan dorongan dilahirkannya Boedi Oetomo ini, kemudian lahirlah di Surabaya dalam tahun 1912 Sarekat Islam di bawah pimpinan Haji O.S. Tjokroaminoto bersama Haji Agus Salim dan Abdul Muis. Sarekat Islam kemudian pecah menjadi SI merah dan SI putih. Dalam tahun 1912 itu lahir pula satu gerakan politik yang amat penting, yaitu Indische Partij yang dimpimpin oleh Douwes Dekker (Dr. Setiabudhi), R.M. Suwardi Suryaningrat dan Dr. Tjipto Mangunkusumo. Tahun 1913, partai ini dilarang oleh pemerintah kolonial Belanda dan pemimpin-pemimpinnya ditangkapi dan kemudian dibuang dalam pengasingan.

Sebagai buntut perkembangan ini, maka pada tahun 1914 lahir di Semarang satu organisasi berfaham kiri (komunis), yaitu Indische Sociaal Demokratische Vereeniging (ISDV) di bawah pimpinan Sneevliet dan Semaun. Dalam tahun 1920 (23 Mei) ISDV ini telah berobah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI), dengan pimpinan Semaun juga. Dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda, PKI telah mencetuskan pembrontakan di Banten, Jakarta dan Yogyakarta dalam tahun 1926, dan kemudian juga di Sumatera Barat dalam tahun 1927. Setelah pembrontakan itu ditindas oleh pemerintahan kolonial Belanda, maka ribuan pimpinan dan anggota PKI ditangkapi, dan kemudian dibuang dalam pengasingan di Tanah Merah (Digul).

Perjuangan besar PKI melawan Belanda ini, setelah mengalami penindasan hebat sekali, telah diteruskan oleh Ir Soekarno dengan mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927. Pimpinan PNI waktu adalah Dr. Tjipto Mangunkusumo, Mr Sartono, Mr Iskaq Tjokrohadisuryo dan Mr Sunaryo. Bung Karno, yang ketika masih mahasiswa di Bandung dan berumur 22 tahun sudah menghadiri Kongres PKI, kemudian terus berkembang menjadi seorang pemimpin gerakan nasionalis yang Muslim dan yang berhaluan kiri. (Sekedar untuk menyegarkan lagi ingatan kita bersama : dalam tahun 1926 ia sudah menulis untuk majalah Suluh Indonesia artikel tentang pentingnya persatuan perjuangan antara pergerakan politik yang beraliran nasionalisme, agama dan marxis).

Dengan menelusuri perkembangan berbegai gerakan nasional melawan kolonialisme Belanda sejak lahirnya Boedi Oetomo dalam tahun 1908 sampai 1965, maka nampak nyatalah bahwa Bung Karno adalah promotor atau penerus gerakan kebangkitan nasional. Bukan itu saja. Dari apa yang sudah diperjuangkannya sejak tahun 20-an sampai ia menjabat kepala negara, jelaslah kiranya bahwa Bung Karno telah muncul sebagai pemimpin besar kebangkitan bangsa. Gagasan-gagasan besarnya tentang kebangkitan bangsa ini telah dituangkannya dalam tindakan-tindakannya, dalam tulisan-tulisannya, dalam pidato-pidatonya, singkatnya : dalam perjalanan hidupnya. Kebangkitan bangsa adalah idam-idaman Bung Karno, menuju persatuan dan kerukunan bangsa demi memperjuangkan tercapainya masyarakat adil dan makmur.

GERAKAN KEBANGKITAN NASIONAL ADALAH KIRI

Dalam konteks perkembangan sejarah perjuangan melawan kolonialisme, gerakan-gerakan seperti Boedi Oetomo, Perhimpunan Indonesia (PI) di Nederland, Sarekat Islam, PKI, PNI, Partindo, GAPI, Gerindo dan lain-lainnya, bolehlah kiranya dikatakan bahwa semua gerakan itu berhaluan kiri, atau, setidak-tidaknya memiliki aspek-aspek kiri. Sebab, dalam sejarah modern dunia atau literatur politik dunia, kata “kiri” disebut untuk mengungkapkan fikiran, sikap atau kegiatan yang menghendaki, antara lain : adanya perobahan dalam masyarakat untuk memperjuangkan keadilan sosial, melawan penindasan atau pemerasan terhadap rakyat banyak, melawan kediktatoran modal atau melawan kekuasaan sewenang-wenang segolongan orang atau suatu kekuasaan politik. Dalam konteks perjuangan melawan kolonialisme Belanda, gerakan yang secara tegas atau radikal melawan Belanda waktu itu telah digolongkan kiri. Gerakan kiri ini juga termanifestasikan dalam sikap “non-koperasi” (tidak mau kerjasama) dengan pemerintahan kolonial.

Dengan pengertian itu maka bisa dilihat bahwa perjuangan nasional melawan kolonialisme Belanda yang dipimpin oleh Bung Karno sejak tahun 1927 adalah gerakan kiri. Oleh karena itu pulalah Bung Karno (bersama-sama kawan-kawannya yang lain) dianggap berbahaya oleh pemerintah Belanda, dan kemudian harus ditangkap, diadili, dipenjarakan dan kemudian dibuang dalam pengasingan. Demikian juga halnya dengan PNI, yang karena dianggap berbahaya maka dinyatakan sebagai partai terlarang, dan harus dibubarkan.

Oleh karenanya, dalam perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonialisme Belanda kata “kiri” mempunyai arti yang terhormat di kalangan kaum pergerakan. Ini berlainan dengan kata “kanan” yang mempunyai konotasi yang negatif (umpamanya konotasi : sikap tidak tegas, sikap penakut, plintat-plintut, sikap “lunak” atau condong “kompromi”, bahkan ketaklukan atau pengkhianatan). Wajarlah kalau, pada waktu itu, para ambtenaar “inlander” (orang-orang Indonesia yang bekerja-sama dengan pemerintah kolonial Belanda) menganggap orang-orang kiri sebagai orang-orang yang jahat.

Pengertian yang sama juga bisa ditrapkan kepada peristiwa bersejarah lainnya, yaitu pembrontakan PKI tahun 1926. Bagi mereka yang berjuang melawan kolonialisme Belanda, peristiwa ini mendapat tempat yang terhormat dalam hati. Sebab, ini adalah manifestasi gerakan kiri yang menonjol, yang kemudian telah memberikan inspirasi bagi kelanjutan perjuangan bangsa selanjutnya. Pembrontakan PKI tahun adalah bagian penting dari sejarah kebangkitan nasional, dan telah memberikan sumbangan penting pula kepada kebangkitan bangsa.

Dalam rangka memperingati HUT ke-100 Bung Karno patutlah kiranya sama-sama kita ingat bahwa Bung Karno mempunyai peran sejarah yang penting dalam meneruskan, mengembangkan dan memimpin kebangkitan nasional yang dimulai 20 Mei 1908. Buku “Dibawah Bendera Revolusi” jilid pertama dan kedua, serta pidato-pidatonya yang lain, memantulkan dengan jelas gambaran betapa “gandrung”-nya (cinta-besarnya) kepada kebangkitan bangsa.

Sebaliknya, mohon sama-sama kita renungkan, betapa sedihnya bagi bangsa kita (termasuk bagi generasi yang akan datang) bahwa sejarah kebangkitan bangsa yang dipimpin oleh Bung Karno ini, telah secara besar-besaran dan juga dalam jangka lama, mengalami “de-politisasi”, atau “de-sukarnoisasi” atau “de-revolusi”. Mohon juga sama-sama kita tafakurkan, betapa sedihnya bahwa selama puluhan tahun ini Hari Kebangkitan Nasional ini telah diperingati secara hambar, secara dangkal, secara palsu, atau secara kosong-jiwa. Ini tidak hanya di Jakarta saja, melainkan juga di daerah-daerah atau di kota-kota kecil. Juga betapa sayangnya, bahwa tidak banyak tulisan-tulisan dalam media pers, yang berani (atau yang mau!) mengangkat peran sejarah Bung Karno yang cukup penting sebagai penerus atau pendorong kebangkitan bangsa. Dalam hal ini, dosa para pendukung setia Orde Baru adalah besar sekali.

BUNG KARNO YANG “KIRI” DIMUSUHI ORDE BARU

Dari sejarah penggulingan Bung Karno oleh para pendiri Orde Baru/GOLKAR, yang latar-belakangnya mulai terbuka sedikit demi sedikit, maka jelaslah bahwa ia telah dihancurkan oleh kekuatan-kekuatan tertentu dalamnegeri (dan sekaligus juga oleh kekuatan-kekuatan luarnegeri) disebabkan oleh pendirian politiknya, gagasan-gagasannya dan cara berfikirnya. Dalam berbagai kesempatan, sejak umur 25 tahun, ia menyatakan bahwa ia adalah seorang nasionalis, yang sekaligus juga seorang penganut agama Islam, dan yang menggunakan metode berfikir marxis dalam memandang berbagai persoalan masyarakat dan bangsa.

Pendiriannya atau cara berfikirnya inilah yang telah membikin Bung Karno menjadi tokoh besar sejak ia menulis dalam Suluh Indonesia (1926) tentang gagasannya yang kemudian menjadi konsep NASAKOM di kemudian hari, sejak ia mengucapkan pidatonya yang bersejarah “Indonesia Menggugat”, sejak ia mendorong lahirnya Sumpah Pemuda (1928). Pendiriannya atau cara berfikirnya inilah yang menyebabkan ia dipenjara dan kemudian dibuang dalam pengasingan. Pendiriannya atau cara berfikirnya ini pulalah yang telah melahirkan Pancasila, yang melahirkan Konferensi Bandung, yang membikin terdengarnya pidatonya “To Build The World Anew” di PBB, yang menyerukan “Go to Hell With Your Aid” kepada AS, yang melahirkan Dekon (Deklarasi Ekonomi), yang melahirkan Manipol. Juga, pendiriannya atau cara berfikirnya inilah yang mengucapkan pidatonya “Yo sanak yo kadang, malah yen mati aku sing kelangan” (Ya saudara, ya keluarga, kalau mati saya ikut kehilangan) di depan resepsi Kongres ke-6 PKI (1959) di Jakarta.

Bagi pengamat sejarah atau pengamat politik, atau siapa saja yang menaruh minat kepada sejarah perjuangan Bung Karno ada satu hal yang menarik tentang gandrungnya atau komitmennya yang besar kepada kebangkitan bangsa Indonesia. Dalam setiap pidato “17 Agustus”-nya sejak 1958 sampai 1965, Bung Karno makin lama makin banyak menyebut “revolusi”, “perjoangan” atau “revolusioner”. Mungkin dalam sejarah modern dunia, jarang ada kepala negara atau pemimpin bangsa yang berbicara soal pentingnya revolusi sesering yang dibicarakan oleh Bung Karno. (sekadar perbandingan : Kemal Attaturk? Gamal Abdul Nasser? Jawaharlal Nehru? Mao Tse-tung? Dr. Kwame Nkrumah? ).

Yang berikut adalah ajakan penulis kepada para pembaca untuk mencoba bersama-sama menjabarkan satu gejala yang unik. Yaitu ke-“unik”-an Bung Karno dalam usahanya untuk terus-menerus membangkitkan bangsa, seperti yang tercermin dalam pidato kenegaraannya 17 Agustus 1964, yang terkenal dengan judul TAVIP (Tahun Vivere Pericoloso, atau “Hidup Menyerempet-rempet Bahaya”). Dalam pidatonya yang cukup panjang itu, Bung Karno telah mengucapkan kata-kata : “revolusi” lebih dari 140 kali, “revolusioner” lebih dari 30 kali, “rakyat” lebih dari 80 kali, “imperialis” lebih dari 30 kali, “perjuangan” lebih dari 20 kali, “Nasakom” lebih dari 7 kali, “buruh“ lebih dari 10 kali, “tani” lebih dari 12 kali.

Kalau direnungkan dalam-dalam, maka memang luarbiasa Bung Karno kita ini ! Dengan membaca kembali pidato TAVIP-nya Bung Karno itu (juga pidato-pidatonya yang lain), maka nyatalah bahwa Bung Karno selalu berusaha membangkitkan bangsa Indonesia, untuk menjadi bangsa yang besar, bangsa yang bersatu dalam kerukunan, yang rukun dalam perbedaan, yang bergotong-royong dalam perjuangan di bawah lambang Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila (yang asli !!!). Ia telah bisa membangkitkan bangsa, sejak muda, dengan konsep-konsep perjuangan yang berjiwa revolusioner kiri.

Bung Karno menjadi tokoh besar, baik dalam tingkat nasional maupun internasional, berkat gagasan-gagasannya yang berjiwa kiri, yang konsekwen mengabdi kepada kepentingan rakyat dan bangsa, yang melawan imperialisme dan neo-kolonialisme beserta kakitangan mereka di dalamnegeri. Karena itulah maka Bung Karno dianggap berbahaya dan telah dijatuhkan oleh para pendiri Orde Baru/GOLKAR dan sekaligus juga oleh kekuatan-kekuatan asing (tentang soal ini ada catatan tersendiri).

Sejak digulingkannya Bung Karno dari kepemimpinan nasional, maka “mandeg”-lah kebangkitan bangsa selama puluhan tahun. Seperti yang bisa disaksikan dewasa ini, apa yang terjadi selama Orde Baru adalah keterpurukan bangsa, kemerosotan moral secara besar-besaran atau kerusakan budi-pekerti yang menyeluruh di segala bidang, terutama di kalangan “elite”, baik yang di eksekutif, legislatif, judikatif, maupun di sebagian kalangan intelektual dan kebudayaan.

Perkembangan kehidupan politik akhir-akhir ini membuktikan dengan jelas bahwa gerakan ekstra-parlementer yang kuat dan besar diperlukan sekali untuk mencegah berkelanjutannya proses pembusukan bangsa. Dari praktek-praktek sebagian terbesar partai-partai politik kelihatan nyata sekali bahwa tidak banyaklah yang bisa diharapkan lagi dari mereka akan adanya perbaikan-perbaikan yang fondamental. Sebagian terbesar para anggota DPR, yang mewakili partai-partai hasil pemilu yang lalu, sudah diragukan oleh banyak orang tentang legitimasi mereka untuk berbicara atas nama rakyat. Sisa-sisa kekuatan Orde Baru masih bercokol di mana-mana.

Dalam situasi yang begini rumit dan parah di segala bidang, yang ditimbulkan oleh kebobrokan sistem politik Orde Baru/GOLKAR selama lebih dari 32 tahun, maka peran gerakan ekstra-parlementer untuk membangkitkan kembali bangsa adalah penting sekali. Adalah menggembirakan bahwa akhir-akhir ini berbagai gerakan mahasiswa, gerakan pemuda, gerakan buruh, gerakan tani, perkumpulan seniman dan budayawan, LSM atau Ornop sudah terus-menerus melancarkan berbagai aksi lewat segala macam cara dan bentuk dan di beraneka bidang.

Dalam memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang akan datang, adalah perlu sekali untuk mengenang kembali jasa dan peran Bung Karno dalam membangkitkan bangsa. Jiwa besar Bung Karno dalam terus-menerus membangkitkan bangsa dapat dijadikan sumber inspirasi bagi perjuangan berbagai golongan dewasa ini untuk meneruskan reformasi. Makin terasa sekalilah, sekarang ini, bahwa suara Bung Karno perlu didengar lagi oleh sebanyak mungkin orang.





Read More...... Read More..

Hari ini 99 tahun yang lalu, Budi Utomo berdiri, sebuah perhimpunan yang mengawali tumbuhnya rasa nasionalisme. Walau masih terbatas di Pulau Jawa, Budi Utomo dianggap menjadi cikal bakal kebangkitan nasional bangsa Indonesia.

Penggagasnya adalah Dr Wahidin Sudirohusodo. Bersama sejumlah mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen-Sekolah Kedokteran Bumiputra), ia mengajukan usul untuk membentuk perhimpunan demi tujuan mengusahakan persatuan kaum bumiputra yang sedapat mungkin bersifat umum. Walau digagas oleh orang-orang Jawa (penghuni Pulau Jawa) dan bersifat lebih kejawaan (Jawa, Sunda dan Madura), tetapi perhimpunan ini bersifat terbuka untuk semua orang pribumi, berbeda dengan perhimpunan pribumi sebelumnya yang bersifat eksklusif dan tertutup. Lalu sejumlah nama seperti Soetomo, Goenawan Mangoenkoesoemo, Goembrek, Saleh dan Soeleman dikaitkan dengan proses berdirinya perhimpunan Budi Utomo ini.

Berdirinya Budi Utomo, ternyata langsung mendapat sambutan oleh sejumlah mahasiswa dan orang-orang pribumi lain. Dukungan mengalir dari beberapa sekolah pribumi seperti Sekolah Pertanian (landbouwschool) di Buitenzorg (sekarang Bogor), Sekolah Dokter Hewan (Veeartsenijschool) di tempat yang sama, menyusul Sekolah Kepala Negeri (Hoofdenschool) di Magelang dan Probolinggo, Sekolah Malam untuk Penduduk (Burgeravonschool) di Surabaya, Sekolah Pendidikan Guru Bumiputra di Bandung, Yogyakarta dan Probolinggo.

Ada satu energi besar yang bisa menyatukan semua orang-orang pribumi ini. Mungkin karena perasaan senasib dan keinginan untuk memikirkan nasib bangsa yang sangat buruk dan selalu dianggap bodoh dan tidak bermartabat oleh bangsa lain (Belanda). Serta bagaimana cara memperbaiki keadaan yang amat buruk dan tidak adil itu. Sementara para pejabat pangreh praja (sekarang pamong praja) kebanyakan hanya memikirkan kepentingan sendiri dan jabatan—yang dalam bahasa kini dinilai bermental korup.

Setelah kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, sejarah berdirinya Budi Utomo kemudian tetap dikenang sebagai tonggak kebangkitan nasional. Dan tanggal 20 Mei—sebagai hari berdirinya Budi Utomo—dijadikan sebagai tanggal peringatan kebangkitan nasional hingga ini hari.

Berbicara mengenai sejarah di Indonesia, sejumlah ahli berpendapat bahwa kebanyakan sejarah dibangun lebih berdasarkan mitos ketimbang fakta. Sehingga banyak orang yang mempertanyakan kembali kebenaran sejarah dan mengkritisi hal-hal yang dianggap tidak masuk akal dalam penulisan sejarah. Perbedaan esensial antara sejarah dan mitos kadang dikaburkan.

Sebuah catatan yang penting sehubungan dengan sejarah dan mitos tersebut adalah bahwa sejarah semestinya dibangun berdasarkan bukti-bukti faktual. Sedangkan "mitos sejarah" berhubungan dengan pemberian makna atas suatu fakta sejarah dalam upaya memberikan semacam spirit atau pemahaman kepada masyarakat. Walau pada praktiknya seringkali mitos sejarah sarat dengan muatan politik hingga perlu dipertanyakan lagi, apakah ia benar-benar dibuat untuk kepentingan masyarakat atau hanya untuk kepentingan lain.

Ironisnya, kini semangat kebangkitan nasional mulai luntur. Ada kecenderungan masyarakat untuk kembali pada sifat kedaerahannya. Korupsi masih bercokol, mutu pendidikan yang masih rendah, kemiskinan masih merajam, kehidupan politik yang tidak (belum) sehat dan sederet persoalan lain.
Muncul pertanyaan di relung publik, apakah kebangkitan nasional masih memiliki "jiwa" dan diresapi oleh masyarakat?

Latar Belakang Budi Utomo
Budi Utomo lahir dari pertemuan-pertemuan dan diskusi yang sering dilakukan beberapa mahasiswa dan tokoh pemuda pribumi di STOVIA di Jakarta. Para pemuda mahasiswa itu juga menyadari bahwa banyak perkumpulan pribumi yang hanya mementingkan golongan sendiri dan tertutup. Sementara Pemerintah Hindia Belanda jelas tidak bisa diharapkan mau menolong dan memperbaiki nasib kaum pribumi. Bahkan sebaliknya, merekalah yang selama ini menyengsarakan kaum pribumi dengan mengeluarkan peraturan-peraturan yang sangat merugikan.

Para pemuda itu akhirnya berkesimpulan bahwa merekalah yang harus mengambil prakarsa menolong rakyatnya sendiri. Pada waktu itulah muncul gagasan Dr Wahidin dan Soetomo untuk mendirikan sebuah perkumpulan yang akan mempersatukan semua orang Jawa, Sunda dan Madura yang diharapkan bisa dan bersedia memikirkan serta memperbaiki nasib bangsanya. Perkumpulan ini tidak bersifat eksklusif, tetapi terbuka untuk siapa saja, tanpa melihat kedudukan, kekayaan atau pendidikannya.

Pada awalnya, para pemuda itu berjuang untuk penduduk yang tinggal di Pulau Jawa dan Madura. Mereka mengakui bahwa mereka belum mengetahui nasib, aspirasi dan keinginan suku-suku bangsa lain di luar Pulau Jawa seperti Sumatera, Manado, Borneo dan Ambon. Apa yang diketahui adalah bahwa Belanda menguasai suatu wilayah yang disebut Hindia (Timur) Belanda (Nederlandsch Oost-Indie), tetapi sejarah penjajahan dan nasib suku-suku bangsa yang ada di wilayah itu bermacam-macam, begitu pula kebudayaannya.

Dengan demikian, pada awalnya Budi Utomo memang memusatkan perhatiannya pada penduduk yang mendiami Pulau Jawa dan Madura saja. Karena menurut anggapan para pemuda itu, penduduk Pulau Jawa dan Madura terikat oleh kebudayaan yang sama.

Sekalipun para pemuda itu merasa tidak tahu banyak tentang nasib, keadaan, sejarah dan aspirasi suku-suku bangsa di luar Pulau Jawa dan Madura, mereka tahu bahwa saat itu orang Manado mendapat gaji lebih banyak dan diperlakukan lebih baik daripada orang Jawa. Padahal dari sisi pendidikan, keduanya berjenjang sama. Itulah sebabnya pemuda Soetomo dan kawan-kawan tidak mengajak pemuda-pemuda di luar Jawa untuk bekerja sama.

Budi Utomo mengalami fase perkembangan penting saat kepemimpinan Pangeran Noto Dirodjo. Saat itu, Douwes Dekker, seorang Indo-Belanda yang sangat pro perjuangan bangsa Indonesia, dengan terus terang mewujudkan kata "politik" ke dalam tindakan yang nyata. Berkat pengaruhnyalah pengertian mengenai "tanah air Indonesia" makin lama makin bisa diterima dan masuk ke dalam pemahaman orang Jawa.

Maka muncullah Indische Partij yang sudah lama dipersiapkan oleh Douwes Dekker melalui aksi persnya. Perkumpulan ini bersifat politik dan terbuka bagi semua orang Indonesia tanpa terkecuali. Baginya, "tanah air" (Indonesia) adalah di atas segala-galanya.

Pada masa itu pula muncul Sarekat Islam, yang pada awalnya dimaksudkan sebagai suatu perhimpunan bagi para pedagang besar maupun kecil di Solo dengan nama Sarekat Dagang Islam, untuk saling memberi bantuan dan dukungan. Tidak berapa lama, nama itu diubah antara lain oleh Tjokroaminoto menjadi Sarekat Islam, yang bertujuan untuk mempersatukan semua orang Indonesia yang hidupnya tertindas oleh penjajahan. Sudah pasti keberadaan perkumpulan ini ditakuti orang Belanda.

Munculnya gerakan yang bersifat politik semacam itu rupanya yang menyebabkan Budi Utomo agak terdesak ke belakang. Kepemimpinan perjuangan orang Indonesia diambil alih oleh Sarekat Islam dan Indische Partij, karena dalam arena politik, Budi Utomo memang belum bisa berbuat banyak.

Karena gerakan politik perkumpulan-perkumpulan tersebut, makna nasionalisme makin dimengerti oleh kalangan luas. Ada beberapa kasus yang memperkuat makna tersebut, yaitu etika Pemerintah Hindia Belanda hendak merayakan ulang tahun kemerdekaan negerinya, dengan menggunakan uang orang Indonesia sebagai bantuan kepada pemerintah yang dipungut melalui penjabat pangreh praja pribumi. Ini mengobarkan amarah rakyat pribumi (bangsa jajahan).

Kemarahan itu mendorong Soewardi Suryaningrat (yang kemudian bernama Ki Hadjar Dewantara) untuk menulis sebuah artikel "Als ik Nederlander was" (Seandainya Saya Seorang Belanda), yang dimaksudkan sebagai suatu sindiran yang sangat pedas terhadap pihak Belanda. Tulisan itu pula yang menjebloskan dirinya bersama dua teman dan pembelanya, yaitu Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo ke penjara oleh Pemerintah Hindia Belanda (lihat: Boemi Poetera). Namun sejak itu, Budi Utomo tampil sebagai motor politik di dalam pergerakan orang-orang pribumi. Walau kemudian tafsiran terhadap gerakan perhimpunan Budi Utomo ini menimbulkan berbagai versi yang berbeda, setidaknya bisa ditarik sebuah garis bahwa cikal bakal kebangkitan nasional hadir melalui perhimpunan Budi Utomo.

Kebangkitan Nasional Jangan Hanya Seremonial
Ada satu hal yang sudah selama puluhan tahun tidak menjadi pemikiran banyak orang, yaitu gejala bahwa Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei sudah tidak lagi diperingati secara khidmat atau selayaknya sebagai peristiwa yang penting dalam sejarah bangsa.

Bagi mereka yang masih ingat kepada masa di bawah kepemimpinan Bung Karno, maka akan terasa betapa besar bedanya antara peringatan Hari Kebangkitan Nasional sebelum 1965 dengan pasca-Orde Lama. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang diselenggarakan sampai 1965 selalu sarat dengan dikobarkannya semangat untuk menghormati jasa-jasa para perintis kemerdekaan, semangat untuk mempersatukan bangsa, semangat untuk bersama-sama meneruskan revolusi menuju masyarakat adil dan makmur.

Hal ini juga diakui oleh Timbas Tarigan, Ketua Komisi E DPRD Sumut. Saat ini peringatan Kebangkitan Nasional hanya sekadar sebuah seremonial saja, sehingga arti pentingnya kebangkitan nasional terlupakan," terang Timbas Tarigan.

Timbas Tarigan berharap agar momen kebangkitan nasional bukan hanya diperingati secara seremonial belaka, tetapi hendaknya dapat dijadikan sebagai momen introspeksi diri terhadap apa yang telah kita lakukan selama ini.

Sependapat dengan Timbas Tarigan, Ikrimah Hamidi ST Ketua FPKS DPRD Kota Medan mengatakan bahwa momen kebangkitan nasional jangan hanya dijadikan sebagai kegiatan seremonial saja. Menurut Ikrimah Hamidi, hal ini karena negara Indonesia saat ini benar-benar berada dalam kondisi yang sangat kritis.

"Lihat saja keadaanya, korupsi yang semakin parah, mutu pendidikan yang masih rendah, kemiskinan,… dan sederet persoalan lainnya," papar Ikrimah Hamidi.

Lebih rinci Ikrimah mengungkapkan, saat ini masyarakat sudah banyak kehilangan identitas diri. Seolah-olah nasionalisme itu hanya diartikan sebagai kecintaan terhadap bangsa yang ditunjukkan dengan perayaan-perayaan dan acara seremonial saja. Tetapi sikap nyata untuk membangun bangsa dengan taat hukum, tidak korupsi, menjaga kebersihan, melindungi sesama, memberi toleransi agama dengan kepercayaan masing-masing, tidak diperhatikan sebagai hal mendasar dalam menyikapi nasionalisme.


Read More...... Read More..

7.01.2008

Pejalanan Idonesia

Apa?

Seratus tahun telah kita lalui sejak ditetapkannya tangal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Nilai-nilai Kebangkitan Nasional yang diperjuangkan para pendahulu kita telah menjadi perekat jalinan persatuan dan kesatuan diantara kekuatan dan komponen bangsa. Ia telah memberi semangat untuk melepaskan diri dari penjajahan, mengejar ketertinggalan dan membebaskan diri dari keterbelakangan. Nilai-nilai tersebut menjadi dasar perjuangan para pemuda yang kemudian pada tanggal 20 Mei 1908 terorganisasi dalam wadah pergerakan bernama Boedi Oetomo. Dari sinilah kemudian semangat nilai-nilai persatuan dan kesatuan ini semakin mengkristal dan menjadi kekuatan moral bangsa sebagaimana tertuang dalam ikrar Soempah Pemoeda, pada tanggal 28 Oktober 1928. Perjuangan panjang yang ditempuh oleh bangsa Indonesia tersebut, akhirnya kita capai dengan memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 sebagai bangsa yang Merdeka dari penjajahan.

Mengapa?

Bangsa Indonesia telah bersepakat bahwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang diperoleh melalui perjuangan panjang tersebut harus tetap dipertahankan, dipelihara dan dijaga. Dalam kurun waktu 62 tahun perjalanannya, berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan masih saja terjadi. Beberapa tahun terakhir ini bangsa kita dilanda dengan berbagai cobaan berupa bencana alam sebagai akibat atau pengaruh lingkungan global yang menyebabkan kerusakan di berbagai sektor kehidupan kita bahkan menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar. Dengan memperhatikan perkembangan dan kecenderungan penomena bangsa tersebut, maka semangat dan jiwa Kebangkitan Nasional menjadi penting untuk terus tetap digelorakan dalam setiap individu warga negara Indonesia, agar tetap waspada dalam rangka menjaga keutuhan kita sebagai sebuah bangsa yang besar dalam bingkai NKRI.

Bagaimana?

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-100 Tahun 2008 ini akan kita jadikan sebagai sebuah momentum untuk memasuki kebangkitan Nasional pada tahun-tahun berikutnya. Momentum ini ditandai dengan berbagai kegiatan dan aktifitas yang dilakukan oleh pemerintah bersama seluruh komponen bangsa dari pusat sampai daerah untuk terus mengokohkan, menguatkan dan memelihara semangat kebangkitan Nasional.




Read More...... Read More..

Puisi Kebangkitan

Bangkit itu susah………
Susah melihat orang lain susah
Senang melihat orang lain senang

Bangkit itu Takut………
Takut Korupsi
Takut makan yang bukan haknya

Bangkit itu Mencuri…….
Mencuri perhatian dunia dengan prestasi

Bangkit itu Marah………
Marah bila martabat bangsa dilecehkan

Bangkit itu malu……….
Malu menjadi benalu
Malu minta melulu

Bangkit itu Tidak ada…..
Tidak ada kata menyerah
Tidak ada kata putus asa

Bangkit itu aku………..
aku untuk INDONESIAKU




Read More...... Read More..

6.30.2008

Funny Storyy

Once there was an Irishman an Englishman and an Australian who decided to have a competition. while on top of the hill each man had to chuck his watch in the air, then run down the hill and catch it before it hit the ground. So the Irishman chucked his watch in the air, ran down the hill and SPLAT the watch hit the ground. Then the Englishman chucked his watch in the air, ran down the hill and SPALT the watch hit the ground. Next was the Australian who chucked his watch in the air, ran down the hill, went and had a beer, did the shopping, came back and caught his watch. '' How did you do that ? '' asked the Irishman. '' My watch is 1 hour slow !!! '' replied the Australian.


Read More...... Read More..

Kenangan 100 th Kebangkitan Nasional

Benarkah negara bangsa kita justru terpuruk 100 tahun setelah dicanangkannya kebangkitan nasional?

Berbeda dengan kebiasaan, saya mulai dengan suasana batin dari hampir semua anak bangsa yang peduli, bahwa negara bangsa kita sedang terpuruk pada tahapan yang mendekati titik nadir.
• Solusinya harus drastis, tegas, cerdas, diagnosa yang tepat dan pemerintah memerintah dengan tangan besi. Butir-butirnya sebagai berikut.
• UUD 1945 diberlakukan kembali. Dengan demikian tidak ada lagi pemilihan Presiden, Gubernur, Walikota, Bupati dan Camat secara langsung. Dengan berlakunya lagi UUD 1945, kita menghindarkan diri dari fenomena elit bangsa Indonesia yang perilakunya mengejutkan. Mendadak sontak mereka menjadi orang yang berutang dan menghamburkan ratusan milyar rupiah untuk berkeliling seluruh Indonesia sambil menyombongkan diri bahwa dirinya hebat dan minta kepada rakyat supaya dipilih menjadi pemimpinnya. Mereka bukan lagi orang Indonesia yang terkenal rendah hati, yang humble. Tetapi orang yang tidak tahu malu seraya menghamburkan uang dalam jumlah besar yang tidak dimilikinya. Dengan sendirinya para elit ini kalau terpilih akan menggunakan kekuasaannya untuk berkorupsi guna mengembalikan uang yang telah dihamburkan untuk melakukan money politics.
• Korupsi diberantas secara komprehensif melalui cara-cara yang sudah ditulis oleh penulis artikel ini dalam sebuah buku kecil berjudul : “Pemberantasan Korupsi untuk memperoleh Kemandirian, Kemakmuran, Kesejahteraan dan Keadilan Sosial.”
• Berani menghadapi konsekuensi seberat apapun untuk merebut kemandirian bangsa dalam menyusun kebijakan publiknya sendiri. Untuk itu harus dikenali dengan tepat siapa-siapa musuh-musuh dalam selimut yang menempatkan dirinya sebagai pesuruh, komprador dan kroni kekuatan korprasi asing.

Marilah sekarang kita telusuri sampai seberapa parah dan mendalamnya persoalan bangsa dan negara yang sedang kita hadapi.

DELAPAN TONGGAK TERPENTING DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

100 tahun setelah peristiwa bersejarah yang dinamakan Kebangkitan Nasional dan hampir 63 tahun merdeka, hari ini kita masih berbicara tentang “mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia”.

Kalaupun kita telah banyak mewujudkan cita-cita kemerdekaan, berbicara tentang mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia selalu relevan. Bukankah Bung Karno selalu mengatakan bahwa bangsa yang ingin menjadi bangsa besar harus menggantungkan cita-citanya setinggi bintang-bintang di langit?

Apakah kita telah mewujudkan cita-cita kemerdekaan, tetapi karena harus menggantungkan cita-cita setinggi bintang-bintang di langit lantas menyelenggarakan sarasehan dengan tema mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia?

Menurut hemat saya sama sekali tidak. Kondisi negara bangsa kita sedang terpuruk dengan tingkat yang mendekati titik nadir. Saya akan membatasi diri pada bidang saya, yakni ekonomi. Namun izinkanlah saya pertama-tama melemparkan pertanyaan tentang apakah kita maju atau mundur dalam 8 bidang yang merupakan tonggak-tonggak terpenting dari kehidupan berbangsa dan bernegara kita, yaitu sebagai berikut :

1. Kemandirian
Apakah kita dalam bidang kemandirian mengurus diri sendiri, yaitu mandiri dan bebas merumuskan kebijakan-kebijakan terbaik buat bangsa sendiri mengalami kemajuan atau kemunduran? Apakah de facto yang membuat kebijakan dalam segala bidang bangsa kita sendiri atau bangsa lain beserta lembaga-lembaga internasional?

2. Peradaban dan kebudayaan
Dalam bidang peradaban dan kebudayaan, terutama dalam bidang tata nilai, mental dan moralitas, apakah setelah 62 tahun merdeka dari penjajahan lebih maju atau lebih mundur? Benarkah Bung Hatta yang sejak puluhan tahun yang lalu sudah mengatakan bahwa korupsi mulai menjadi kebudayaan kita. Benarkah kalau sekarang dikatakan bahwa KKN sudah “mendarah daging” dan merupakan gaya hidup bagian terbanyak elit bangsa kita?

3. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
Apakah setelah 62 tahun merdeka bangsa kita unggul dalam bidang penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi? Kemampuan kita menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diciptakan oleh bangsa-bangsa lain boleh dikatakan cukup up to date. Tetapi yang dimaksud apakah ilmu pengetahuan itu temuan kita sendiri, dan apakah teknologinya ciptaan oleh bangsa kita sendiri? Ataukah kita harus membeli dengan harga sangat mahal dari bangsa-bangsa lain?

4. Persatuan dan kesatuan
Apakah persatuan dan kesatuan bangsa kita lebih kokoh atau lebih rapuh? Referensi yang dapat kita gunakan adalah amandemen UUD 1945. Bentuk dan praktek otonomi daerah, baik dalam bidang pengelolaan administrasi negara maupun dalam bidang keuangannya. Aktifnya gerakan Papua Merdeka di dunia internasional. Konflik antar etnis dan antar agama yang cukup keras walaupun belum di banyak wilayah RI. Hilangnya Sipadan dan Ligitan. Digugatnya Ambalat. Dijadikannya kawasan bebas di Batam, Bintan dan Karimun.

5. Pertahanan dan keamanan
Apakah dalam bidang pertahanan dan keamanan, kondisi kita semakin kuat atau semakin lemah. Referensinya adalah persenjataan dan alat-alat perang yang kita miliki, dikaitkan dengan kemampuan membuatnya sendiri.

Apakah reformasi tidak terlampau meminggirkan kedudukan dan peran TNI sampai melampaui batas-batas yang membahayakan negara?

6. Tempat dan kedudukan bangsa kita dalam pergaulan internasional
Dalam pergaulan antar bangsa dan dalam kaitan keanggotaan kita dalam organisasi-organisasi internasional, apakah bangsa kita mempunyai tempat dan kedudukan yang lebih terhormat ataukah lebih terpuruk?

7. Kemakmuran yang berkeadilan
Tidak dapat disangkal bahwa pendapatan nasional per kapita meningkat sejak kemerdekaan sampai sekarang. Namun seperti diketahui, pendapatan nasional tidak mencerminkan pemerataan maupun keadilan dalam menikmati pendapatan nasional.

Referensi ialah bandingannya dengan negara-negara lain yang setara dalam tahapan pembangunannya. Jumlah angka pengangguran yang masih tinggi. Kemiskinan yang sudah menjurus pada busung lapar dan mati kelaparan. Piramida yang tajam sebagai gambaran perusahaan berskala besar dan usaha kecil menengah (UKM).

8. Keuangan negara
Keterbatasan dalam infrastruktur, pendidikan, pelayanan kesehatan, penyediaan public utility oleh pemerintah disebabkan karena keuangan negara yang boleh dikatakan sudah bangkrut, ataukah atas dasar prinsip (semacam ideologi) bahwa pemerintah haruslah sesedikit mungkin bekerja, dan sebanyak mungkin produksi dan distribusi barang dan jasa apa saja sebaiknya diserahkan kepada swasta, atau prinsip yang sedang disuarakan bahwa the best government is the least government?

Saya khawatir bahwa keresahan dan kegalauan di mana-mana dapat diintisarikan dalam 8 bidang tersebut yang semuanya mengalami kemunduran yang luar biasa.

EKONOMI

Selanjutnya saya membatasi diri pada bidang ekonomi.

Negara kita yang kaya akan minyak telah menjadi importir neto minyak untuk kebutuhan bangsa kita. 90% dari minyak kita dieksploitasi oleh perusahaan-perusahaan minyak asing. Pembagian hasil minyak yang prinsipnya 85% untuk Indonesia dan 15% untuk kontraktor asing kenyataannya sampai sekarang 60% untuk bangsa Indonesia dan 40% untuk perusahaan asing. Minyak milik rakyat Indonesia harus dijual kepada rakyat yang memilikinya dengan harga yang ditentukan oleh New York Mercantile Exchange; tidak oleh para pemimpin bangsa sesuai dengan kepatutan dan daya beli rakyat, seperti yang direncanakan sejak semula oleh para pendiri bangsa kita sampai waktu yang lama setelah kita merdeka.

Negara yang dikaruniai dengan hutan yang demikian luas dan lebatnya sehingga menjadikannya negara produsen eksportir kayu terbesar di dunia dihadapkan pada hutan-hutan yang gundul dan dana reboisasi yang praktis nihil karena dikorup. Walaupun telah gundul, masih saja terjadi penebangan liar yang diselundupkan ke luar negeri dengan nilai sekitar 2 milyar dollar AS.

Sumber daya mineral kita dieksploitasi secara tidak bertanggung jawab dengan manfaat terbesar jatuh pada kontraktor asing dan kroni Indonesianya secara individual. Rakyat yang adalah pemilik dari bumi, air dan segala kekayaan alam yang terkandung di dalamnya memperoleh manfaat yang sangat minimal.

Ikan kita dicuri oleh kapal-kapal asing yang nilainya diperkirakan antara 3 sampai 4 milyar dollar AS.

Hampir semua produk pertanian diimpor.

Pasir kita dicuri dengan nilai yang minimal sekitar 3 milyar dollar AS.
Republik Indonesia yang demikian besarnya dan sudah 62 tahun merdeka dibuat lima kali bertekuk lutut harus membebaskan pulau Batam dari pengenaan pajak pertambahan nilai setiap kali batas waktu untuk diberlakukannya pengenaan PPn sudah mendekat, dan sekarang telah menjadi Kawasan Bebas Total buat negara-negara lain, tetapi terutama untuk Singapura, sehingga bersama-sama dengan pulau Bintan dan Karimun praktis merupakan satelitnya negara lain. Semua orang menjadikan tidak datangnya investor asing menjadi ancaman untuk semua sikap yang sedikit saja mencerminkan pikiran yang mandiri.

Industri-industri yang kita banggakan hanyalah industri manufaktur yang sifatnya industri tukang jahit dan perakitan yang bekerja atas upah kerja yang mendekati perbudakan seperti yang dapat kita saksikan dalam film “The New Rulers of the World” buatan John Pilger.

Pembangunan dibiayai dengan utang luar negeri melalui organisasi yang bernama IGGI/CGI yang penggunaannya diawasi oleh lembaga-lembaga internasional. Sejak tahun 1967 setiap tahunnya pemerintah mengemis utang dari IGGI/CGI sambil dimintai pertanggung jawaban tentang bagaimana dirinya mengurus Indonesia? Mulai tahun lalu CGI memang dibubarkan, tetapi pembubabaran itu hanyalah pura-pura. Kenyataannya APBN kita masih sangat tergantung pada utang luar negeri yang persyaratannya lebih berat dibandingkan dengan pengaturan yang terdahulu.

Utang dipicu terus tanpa kendali sehingga sudah lama pemerintah hanya mampu membayar cicilan utang pokok yang jatuh tempo dengan utang baru atau dengan cara gali lubang tutup lubang. Pembayaran untuk cicilan utang pokok dan bunganya sudah mencapai 25% atau lebih dari APBN setiap tahunnya.


Read More...... Read More..

6.24.2008

Latar Belakang

ada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima di Jepang, oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Zyunbi IInkai dalam bahasa Jepang, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.

Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Syahrir memberitahu penyair Chairil Anwar tentang dijatuhkannya bom atom di Nagasaki dan bahwa Jepang telah menerima ultimatum dari Sekutu untuk menyerah. Syahrir mengetahui hal itu melalui siaran radio luar negeri, yang ketika itu terlarang. Berita ini kemudian tersebar di lingkungan para pemuda terutama para pendukung Syahrir.

Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI.[1] Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.

Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat.

Sementara itu Syahrir menyiapkan pengikutnya yang bakal berdemonstrasi dan bahkan mungkin harus siap menghadapi bala tentara Jepang dalam hal mereka akan menggunakan kekerasan. Syahrir telah menyusun teks proklamasi dan telah dikirimkan ke seluruh Jawa untuk dicetak dan dibagi-bagikan.

Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang.

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.

Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.

Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Maeda, di Jalan Imam Bonjol no. 1. Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 malam 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan UUD yang sehari sebelumnya telah disiapkan Hatta.

Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pengikut Syahrir. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.




Read More...... Read More..

ada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima di Jepang, oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Zyunbi IInkai dalam bahasa Jepang, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.

Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Syahrir memberitahu penyair Chairil Anwar tentang dijatuhkannya bom atom di Nagasaki dan bahwa Jepang telah menerima ultimatum dari Sekutu untuk menyerah. Syahrir mengetahui hal itu melalui siaran radio luar negeri, yang ketika itu terlarang. Berita ini kemudian tersebar di lingkungan para pemuda terutama para pendukung Syahrir.

Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI.[1] Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.

Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat.

Sementara itu Syahrir menyiapkan pengikutnya yang bakal berdemonstrasi dan bahkan mungkin harus siap menghadapi bala tentara Jepang dalam hal mereka akan menggunakan kekerasan. Syahrir telah menyusun teks proklamasi dan telah dikirimkan ke seluruh Jawa untuk dicetak dan dibagi-bagikan.

Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang.

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.

Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.

Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Maeda, di Jalan Imam Bonjol no. 1. Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 malam 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan UUD yang sehari sebelumnya telah disiapkan Hatta.

Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pengikut Syahrir. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.




Read More...... Read More..


Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.

Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.[4]. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.

Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.
[5]


Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.

Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari otto iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.




Read More...... Read More..

TekS Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta



Read More...... Read More..

6.06.2008

Traning blog di BPID

Saya mengikuti latihan blog di BPID. Di sana sangat menyenangkan saya mendapat banyak ilmu tentang blog. Ada pengetahuan tentang berbagai macam jenis blog, visitor, membuat blog, oh ya saya lupa yang mengajari kita di BPID adalah Bpk. Alfa acara ini di persembahkan oleh BPID Kaltim yang bekerja sama dengan Balikpapan ICT Community dan Borneo Cyber Community di Samarinda.
Acara ini di sponsori oleh Indosat.


Read More...... Read More..

5.30.2008

Read More...... Read More..



Ini gambar saat saya dan kawan2 photo2 tuk kenang2ngan

Read More...... Read More..

5.17.2008

Hutan sebagai Paru2 Dunia


Hutan adalah penghasil oksigen terbesar di dunia, tapi sekarang banyak hutan yang di tebang untuk kepentingan sendiri seperti, membangun perumahan, mall, dll. Seharusnya kita sebagai orang yang harus menjaga isi bumi ini agar tidak di salah gunakan. Akibatnya banyak sekali seperti, pemanasan global, banjir, tanah longsor, hewan yang hidup di dalamnya serta tumbuhan yang hidup di dalamnya juga akan musnah oleh karena itu kita harus menjaga hutan kita agar kita hidup lebih sejahtera

Read More...... Read More..

Indonesia VS Korea


Indonesia vs Korea selatan kemarin terpaksa harus menyerah terhadap korea tunggal pertama kita Sony Dwi Kuncoro kalah, ganda putra Markis Kido dan Hendra Setiawan juga harus mengalah terhadap korea, tapi penonton tambah kecewa saat Topik Hidayat tunggal ke-2 harus menyerah

Read More...... Read More..

Mobil Kesukaan Saya

Ini adalah gambar mobil kesukaan saya entah mengapa saya suka mobil ini awalnya saya hanya menyukai mobil ini dalam permainan balapan saja tapi sekarang saya menjadi suka di kehidupan asli. Mobil ini kalau saya terlihat sangat gagahhhhh sekali, selain cepat juga desain yang mantap. Saya ingin punya mobil ini dan saya juga mengharap agar bisa meciptakan mobil sendiri. Selain cita2 saya sebagai dokter saya juga akan menyelingi waktu sedikit mungkin untuk belajar tentang merakit mobil

Read More...... Read More..

5.10.2008

Cita-citaku

Semua anak-anak yang ada di dunia ini pasti mempunyai cita-cita. Cita-citanya pasti bermacam-macam, ada yang ingin menjadi polisi, guru, insinyur, arsitek, astronot, pemain bola, pilot, pramugari, dokter, perawat, dosen, pengusaha, pedagang, banker, ulama, presiden, anggota DPR, professor, ilmuwan, artis, penyanyi, ahli komputer, sutradara, menteri, dan masih banyak lagi. Begitu juga dengan aku yang punya cita-cita yaitu ingin menjadi seorang dokter spesialis anak.
Cita-citaku itu secara tidak langsung timbul setelah melihat pekerjaan yang dilakukan oleh seorang omku. Omku adalah seorang dokter spesialis bedah tulang atau dalam istilah kedokteran dikenal dengan nama Orthopedi di rumah sakit umum A.W Syahrani Samarinda. Melihat beliau bekerja dengan sepenuh hati dan bersungguh-sungguh sehingga para pasiennya bisa sembuh terasa sangat membekas dihati. Dari situlah timbul keinginanaku bila besar nanti aku ingin menjadi seorang dokter. Tapi aku tidak ingin menjadi seorang dokter yang mengoperasi pasien karena aku takut melihat organ-organ bagian dalam tubuh manusia. Atas penjelasan-penjelasan dan keterangan yang diberikan oleh omku bahwa tidak semua seorang dokter harus mengoperasi pasiennya seperti contoh dokter anastesi, hematologi dan dokter anak.
Cita-citaku kata mama sungguh mulia karena seorang dokter itu tugasnya membantu untuk menyembuhkan penyakit. Apalagi aku juga mempunyai penyakit yang secara langsung tidak kelihatan tetapi bila diteliti secara medis maka baru kelihatan. Penyakitku itu nama kedokterannya adalah hemophilia yang menurut buku-buku dan penjelasan dari ortu dan omku adalah penyakit dimana terjadinya kelainan pada pembekuan darah. Artinya apabila terjadi pendarahan maka akan sukar membeku karena adanya kelainan pada factor VIII. Itulah sebabnya aku tidak boleh melakukan kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya pendarahan. Jika itu terjadi maka rasanya sakit sekali yang tidak terkira. Nah, itu juga yang menyebabkan aku ingin menjadi seorang dokter agar bisa membantu anak-anak seperti aku untuk bisa hidup normal seperti anak-anak lain yang tidak mempunyai penyakit ini. Aku ingin semua anak-anak Indonesia menjadi anak yang sehat, terampil dan pintar. Nantinya bisa menjadi anak yang berguna untuk memajukan Negara Indonesia agar menjadi Negara yang kuat.
Rasanya sudah tidak sabar lagi aku untuk menjadi seorang dokter spesialis anak. Terbayang di dalam diriku seorang dokter memakai baju putih dengan membawa stetoskop yang sedang memeriksa pasiennya. Ingin membantu anak-anak yang sedang sakit agar mereka tidak menangis kesakitan dan bila sudah sembuh dapat bermain bersama teman-temannya. Menuliskan resep dengan rasa obat yang manis dan pasti akan mudah untuk dimakan atau diminum oleh anak-anak. Tidak lupa pula dengan harga obat yang murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat tidak mampu. Kalau perlu aku akan mengadakan pengobatan gratis kepada anak-anak dari masyarakat yang betul-betul tidak mampu.
Agar supaya cita-citaku ini bisa terlaksana dan terwujud maka mulai sekarang aku harus belajar lebih giat dan bersungguh-sungguh serta tidak lupa berdoa kepada Allah. Semoga Allah mengabulkan apa yang kucita-citakan ini.

Read More...... Read More..

2.10.2008

Muncul Bareng

Venus dan Jupiter terlihat berpadu dengan Matahari terbit di ufuk timur. kredit gambar : StellariumApa yang Anda lakukan saat Matahari belum terbit? Masih di ranjangkah? Atau tengah bersiap-siap untuk memulai kegiatan hari itu? Tanggal 1 Februari, mulai pukul 3.40 WIB, di ufuk timur akan tampak Venus, si bintang fajar dan Jupiter, yang terbit bersama-sama. Hingga matahari terbit, Anda masih berkesempatan untuk menikmati keindahan sepasang planet yang sedang terlihat bersama-sama di kepala Sagitarius pada medan pandang yang sama, dengan binokuler atau teleskopAnda. Bahkan, jika tidak memiliki teleskop, duet maut kedua planet ini masih akan dapat tertangkap oleh mata Anda. Venus dan Jupiter akan terlihat dekat dengan rasi Sagitarius.

Perpaduan Venus dan Jupiter di rasi Sagitarius yang sedang memanah Scorpio. Di rasi Scorpio tampak Bulan dan Antares  juga bersinar terang. kredit gambar : Stellarium
Perpaduan Venus dan Jupiter di rasi Sagitarius yang sedang memanah Scorpio. Di rasi Scorpio tampak Bulan dan Antares juga bersinar terang. kredit gambar : Stellarium
Tapi, Venus dan Jupiter bukan satu-satunya pasangan yang terlihat bersinar sebelum Matahari terbit. Sedikit lebih jauh, akan terlihat Bulan dan Antares di rasi Scorpius yang juga indah untuk dinikmati. Keduanya akan berada terpisah, namun kecerlangan si raksasa merah dan Bulan masih akan dapat ditangkap oleh mata. Antares merupakan bintang paling terang yang ada di rasi Scorpio. Pagi itu, akan terlihat duet dua planet di dekat kepala Sagitarius yang memanah Bulan dan juga Antares di rasi kalajengking tersebut.

Nah, sekarang di mana kita dapat mencari objek-objek tersebut? Arahkan pandangan Anda ke garis ekliptika, sebuah garis imajiner yang menjadi garis lintasan Matahari, Bulan dan planet di langit. Fenomena dekatnya Jupiter dan Venus tidak hanya terjadi pada tanggal 1 Februari 2008. Dalam beberapa hari ini, setiap pagi, kita juga bisa melihat keduanya berada dalam posisi berdekatan. Namun, kalau dirunut mulai pagi ini (30 Januari 2008) sampai dengan tanggal 1 Feb, Jupiter akan tampak perlahan-lahan merayap naik dan melintasi Venus.

Pada tanggal 1 dan 2 Feb, keduanya akan tampak berada sangat dekat, bahkan seakan membentuk noktah besar. Pada tanggal 3 Februari, Jupiter terlihat meninggalkan Venus sedangkan Bulan akan terlihat membentuk satu garis lurus dengan kedua planet. Dan di tanggal 4 Februari 2008 dini hari, Venus, Jupiter dan Bulan akan terlihat membentuk segitiga di angkasa.

Venus, Jupiter dan Bulan yang tampak membentuk garis lurus pada tanggal 2 dini hari. kredit gambar : Stellarium
Venus, Jupiter dan Bulan yang tampak membentuk garis lurus pada tanggal 2 dini hari. kredit gambar : Stellarium
Venus, Jupiter dan Bulan yang tampak membentuk segitiga pada tanggal 4 Februari dini hari. kredit gambar : Stellarium
Venus, Jupiter dan Bulan yang tampak membentuk segitiga pada tanggal 4 Februari dini hari. kredit gambar : Stellarium

Jangan sampai ketinggalan untuk mengabadikan moment tersebut. Sediakan kamera Anda, dan selamat menikmati indahnya langit di pagi hari.

Untuk melihat pergerakan dan posisi kedua planet, bisa dilihat di www.langitselatan.com/skymap/. Namun untuk itu browser Anda harus mendukung java.

Read More...... Read More..

1.27.2008

Laskar Pelangi

Ini kisah nyata tentang sepuluh anak kampung di Pulau Belitong, Sumatera. Mereka bersekolah di sebuah SD yang bangunannya nyaris rubuh dan kalau malam jadi kandang ternak. Sekolah itu nyaris ditutup karena muridnya tidak sampai sepuluh sebagai persyaratan minimal.



Pada hari pendaftaran murid baru, kepala sekolah dan ibu guru satu-satunya yang mengajar di SD itu tegang. Sebab sampai siang jumlah murid baru sembilan. Kepala sekolah bahkan sudah menyiapkan naskah pidato penutupan SD tersebut. Namun pada saat kritis, seorang ibu mendaftarkan anaknya yang mengalami keterbelakangan mental. "Mohon agar anak saya bisa diterima. Sebab Sekolah Luar Biasa hanya ada di Bangka," mohon sang ibu. Semua gembira. Harun, nama anak itu, menyelamatkan SD tersebut. Sekolah pun tak jadi ditutup walau sepanjang beroperasi muridnya cuma sebelas.

Kisah luar biasa tentang anak-anak Pulau Belitong itu diangkat dalam novel dengan judul 'Laskar Pelangi' oleh Andrea Hirata, salah satu dari sepuluh anak itu. Di buku tersebut Andrea mengangkat cerita bagaimana semangat anak-anak kampung miskin itu belajar dalam segala keterbatasan. Mereka bersekolah tanpa alas kaki, baju tanpa kancing, atap sekolah yang bocor jika hujan, dan papan tulis yang berlubang hingga terpaksa ditambal dengan poster Rhoma Irama.

Kisah yang tadinya bukan untuk diterbitkan itu ternyata mampu menginspirasi banyak orang. Seorang ibu di Bandung, misalnya, mengirim surat ke Kick Andy. Isinya minta agar kisah tersebut diangkat di Kick Andy karena anaknya yang membaca buku Laskar Pelangi kini bertobat dan keluar dari jerat narkoba. "Setiap malam saya mendengar suara tangis dari kamar Niko anak saya. Setelah saya intip, dia sedang membaca sebuah novel. Setelah itu, Niko berubah. Dia jadi semangat untuk ikut rehabilitasi. Kini Niko berhasil berhenti sebagai pecandu narkoba setelah membaca buku Laskar Pelangi," ungkap Windarti Kosasih, sang ibu.

Sementara Sisca yang hadir di Kick Andy mengaku setelah membaca novel itu, terdorong untuk memperbaiki hubungannya dengan sang ayah yang selama ini rusak. Begitu juga Febi, salah satu pembaca, langsung terinspirasi untuk membantu menyumbangkan buku untuk sekolah-sekolah miskin di beberapa tempat. "Saya kagum karena anak-anak yang diceritakan di buku itu penuh semangat walau fasilitas di sekolah itu jauh dari memadai," ujar Febi yang juga datang ke Kick Andy untuk bersaksi.

Andrea sendiri mengaku novel itu awalnya hanya merupakan catatan kenangannya terhadap masa kecilnya di Belitong. Dia selalu teringat sahabat-sahabatnya di masa kecil, terutama Lintang. Sebab tokoh Lintang merupakan murid yang cerdas dan penuh semangat walau hidup dalam kemiskinan. Setiap hari Lintang harus mengayuh sepeda tua yang saering putus rantainya ke sekolah. Pulang pergi sejauh 80 km. Bahkan harus melewati sungai yang banyak buayanya.

Sayang, cita-cita Lintang untuk bisa sekolah ke luar negeri, seperti yang sering didorong oleh guru mereka, terpaksa kandas. Lintang bahkan tak tamat SMP karena orangtuanya yang nelayan tidak mampu membiayai. "Lintang adalah sosok yang menginspirasi saya. Karena itu, saya bertekad meneruskan cita-cita Lintang," ujar Andrea, yang sekian puluh tahun kemudian berhasil mendapat beasiswa sekolah ke Sorbonne, Prancis.

Tim Kick Andy yang mendatangi kampung tempat SD itu berdiri, di Belitong, berhasil 'menemukan' beberapa dari tokoh anak-anak di dalam novel tersebut. Mereka kini sudah dewasa. Namun kenangan tentang masa kecil itu sangat kuat membekas. Terutama pada ibu guru Muslimah yang sangat mereka cintai. "Buku Laskar Pelangi memang saya persembahkan untuk Ibu Mus yang sangat tabah dan pantang menyerah dalam mendidik kami," ujar Andrea.

Maka sungguh menarik menyaksikan bagaimana Kick Andy mempertemukan Andrea dengan Ibu Guru Muslimah di studio Metro TV. Apalagi ketika Bu Mus membawa barang-barang yang mempunyai kenangan tersendiri bagi Andrea dan teman-teman kecilnya dulu di kampung. Kenangan yang diceritakan kembali oleh Andrea dengan jenaka. Juga termasuk darimana Andrea mengambil nama yang dipakainya hingga sekarang ini.

Sungguh sebuah novel -- yang diangkat dari kisah nyata -- yang sangat menggugah. Novel yang membuat siapa pun yang membaca akan merasa bersalah dan berdosa jika tidak mensyukuri hidup. Itu pula sebabnya sutradara Riri Reza dan Produser Mira Lesmana tertarik untuk mengangkat kisah ini ke layar film.

Read More...... Read More..

1.25.2008

UAN semakin dekat

Waa UAN dah makin dekat kita harus siap bertempur ni maksudnyax belajar serius ndak boleh bleng dehx soooooosooooo ................. yang ingin lulus ya belajar lah walaupun hanyax sedikit setiap harinyax kita juga harus bisa membagi waktu tukx bermain dllx tuk yg nggakx ingin lulus sebaiknya perbanyak belajar ................................................ tidurx maksudnya hehehehehe ......... !!! , banyakin mainya deh trus nyesal nggak lulusx ok .......... !!! posting ini tersedia utkx semua para pencinta blogger dunia

SELAMAT BELAJAR TUK SEMUA PARA PENGHADAP UAN

Read More...... Read More..

1.18.2008

1 , 2 , 3 , 4 hokages naruto

1st Hokage

1st Hokage Name: Unknown (Referred to as Shodai Hokage)
Strengths: Herculean Strength, Secret tree Jutsu
Family Members: The 2nd Hokage (Brother), Tsunade (Granddaughter), and Nawaki (Grandson)
Students: Sarutobi the 3rd Hokage (Deceased), Homura, and Koharu the Hokage's advisors
Info: Sixty years ago, Shodai Hokage led a group of Shinobi to a lush forest land and founded the village of Konoha. Unfortunately during that chaotic era, he passed away shortly after the creation of the village. He later returned in the series when Orochimaru resurrected him using the Impure World Resurrection (Kyuchiyose Edo Tensei) and was forced to fight his former disciple. The 3rd had to stop his former teacher and used the 4th's Demonic Soul Seal (Fuuinjutsu Shiki Fuujin) sealing his soul into one of his Kage Bunshins. With this jutsu, whoever's soul is sealed will suffer for all eternity in the belly of the Shinigami, never gaining release, hating each other and battling for all of eternity. Shodai Hokage's fighting style is a direct one, preferring to attack the opponent head on in hand to hand combat rather than attack from a distance or rely on jutsus to do his dirty work. Sadly because of this, we only see him use one jutsu. The Secret Tree Element Technique: Birth of the Trees (Mokuton Hijutsu, Jukai Koutan), is a secret technique that (allegedly) only he could use and a number of the large trees growing in Konoha were created with this technique. By using his chakra as a source of life, Shodai Hokage can cause massive trees to grow exponentially fast as well as control their movement whilst they grow. This is particularly useful for ensnaring opponents or wrecking buildings and is truly one of the coolest jutsus ever. When Orochimaru discovered that only those with the bloodline of the 1st Hokage could control Bijuu, he decided to break into the grave of the 1st and steal his DNA. He then implanted the DNA into 52 test children. Only one survived as a clone of the 1st and his name was Yamato.

2nd Hokage

2nd Hokage Name: Unknown (Referred to as Nidaime Hokage)
Strengths: Genjutsu, Water Style Jutsus, Agility
Family Members: The 1st Hokage (Brother), Tsunade (Grandniece), and Nawaki (Grandnephew)
Students: Sarutobi the 3rd Hokage (Deceased), Homura, and Koharu the Hokage's advisors
Info: The cofounder and creator of the Konoha, he was the 2nd Hokage. He is the younger brother of the 1st Hokage and took over the role of Hokage when his brother stepped down. Nidaime inherited his older brother's will and was responsible for the creation of the Ninja Academy and others organizations within the village. The great ninja war broke out afterwards; in his dying moment, Nidaime instructed the future generation to pacify the war and ensure the village's prosperity. He later returned in the series when Orochimaru resurrected him using the Impure World Resurrection (Kyuchiyose Edo Tensei) and was forced to fight his former disciple. The 3rd had to stop his former teacher and used the 4th's Demonic Soul Seal (Fuuinjutsu Shiki Fuujin) sealing his soul into one of his Kage Bunshins. In contrast to his brother, who prefers to assault the enemy head on, Nidaime is a more nimble fighter preferring to capitalize on his speed and agility to catch his opponents off guard. He is also very dangerous at a distance thanks to his prowess with Water Style techniques, and he can even use extremely powerful water attacks in areas with no water nearby, a feat that has yet to be repeated.

3rd Hokage

3rd Hokage Name: Sarutobi
Strengths: Knowledge of over 1,000 Jutsus, Genius intelligence, Summoning
Family Members: Konohamaru (Grandson), Asuma Sarutobi (Son)
Students: Jiraiya, Tsunade, and Orochimaru
Info: Sarutobi is a kind old man in every sense of the word; he regards everyone living in Konoha has a family member often acting like a grandfather to his people instead of just their leader. His biggest drive in life is to keep Konoha safe and to keep the people who live there happy. He is also known to be a bit of a pervert as seen by his vulnerability to Naruto's Sexy Jutsu as well as his interest in young Jiraiya's peeping techniques. Despite his calm and kindly exterior however, he is an incredibly strong leader with guts and willpower to match. Not much is known about Sarutobi's life before he became Hokage. We do know that as a Jounin he was in charge of training the Gennins that would one day become the 2 Legendary Sennins, Jiraiya, Tsunade, and Orochimaru, and that he pioneered the "get the bells" drill the Kakashi would later employ on Naruto and the rest of team seven. After the 4th Hokage was chosen he decided to retire and let the 4th run the village, but after the 4th died fighting Kyuubi Sarutobi took the position of Hokage once again. It was because of his leadership skills that lead Konoha to victory and peace against both the Earth and Thunder countries. He took great interest in Orochimaru as a student because of Orochimaru's genius and hoped he would someday inherit the title of Hokage and rule the village justly. This dream blinded him from seeing Orochimaru's inner malice until one day Orochimaru was caught experimenting on Konoha ninjas trying to create in immortality jutsu. Even when confronted by this evidence, Sarutobi still couldn't bring himself to kill his former student and Orochimaru escaped to wreck havoc later. Prior to the Wind and Sound country's invasion of Konoha he was planning on staying in office for 5 more years before choosing a 5th Hokage, but that plan was never realized do to his defeat at Orochimaru's hands, but even in defeat the 3rd managed to save his homeland by stealing the life-force from Orochimaru's hands which rendered them useless, and him jutsu-less. Being a master of over 1,000 jutsus, including every secret jutsu in Konoha, Sarutobi has a pretty nice arsenal of moves to choose from, though he seems to favor fire and earth style jutsus. This is most likely due to the fact the fire jutsus are Konoha's specialty and the fact that he spent a great deal of time fighting against enemy ninjas from the earth country, thus he has a great deal of experience with them. But his arsenal alone is not what makes him so dangerous, it's the way he uses and combines them that lead to him being called the most powerful Hokage of all time (at least, when he was in his prime). An example of this was seen in his fight with Orochimaru wherein he combined the Earth Style; Earth Dragon Missile (Doton, Doryuudan), a jutsu that causes a dragon head of mud to rise up and spit mud missiles at the opponent, with the Fire Dragon Missile (Karyuudan) which causes the user to breath intends flames, to create missiles of molten lava. Like most upper level Shinobis, Sarutobi also knows the Summoning Jutsu (Kyuichose No Jutsu); in his case he is able to summon monkeys. The only one of whom we've seen him summon (and most likely the strongest of the monkeys) is Enma, the eldest Monkey a.k.a. The Monkey God, King Enma. While he's not as large as some of the other Kyuichose No Jutsu animals, Enma's extremely tough, as he is able to physically fend off a Kage level opponent without too much difficulty. His true power though, is his unique ability to transform into a black and gold Bo staff called the "Free Forming Diamond pole," (Kongou Nyoi). As its name suggests this weapon is as hard as a diamond and can adjust its size and length at will. not only that, but since Enma is the actual weapon itself he/it can move around completely unaided, he can also multiply himself and cause his eyes and arms to sprout from anywhere on the pole. As a last resort Sarutobi has the ability to call on the most power and most dangerous jutsu created by the 4th Hokage, the Demonic Soul Seal (Fuuinjutsu Shiki Fuujin). This is the same technique the 4th used to seal Kyuubi inside Naruto's body so the sheer power of this jutsu is beyond compare. This Jutsu allows the user to call upon a Shinigami or "Death God" which joins with the actions of the user. Shinigami reaches into an outline of a soul in front of him which is actually the user. When the user grabs the victim, the Shinigami extends his hand through the soul outline and comes out from the stomach of the user. The Shinigami's hand goes into the enemy's stomach where from it literally rips the soul out. After the soul is pulled back into the user, the user says "Fuuin" (Seal) this completes the seal of the soul in the user's body. This can be used until the user runs out of energy, and since it is a sealing jutsu, there is a price. The user pays the price with his life, which death devours. The souls of both the user and the target are kept in the belly of the Shinigami, and will suffer for all eternity in the belly of the Shinigami never gaining release, hating each other and battling for all of eternity. Apparently if the soul is not completely extracted from the body, Death can cut part of it and seal just the part which he has grasped. In Orochimaru's case this was his arms, which are now lifeless and unusable.

4th Hokage

4th Hokage Name: Namikaze Minato
Strengths: Speed, Rasengan
Family Members: Naruto Uzumaki, Uzumaki Kushina
Students: Kakashi Hatake, Rin, Obito Uchiha
Info: Sadly we haven't seen much of this Konoha legend in action so most info on him comes from the testimony of other characters in the story. All we really know about Minato is that he was the Jounin who trained Kakashi and that he was the one who defeated Kyuubi by sealing him inside Naruto's body. The most dangerous thing about Minato was his insane speed gained thanks to his Body Flicker Jutsu (Shunshin no Jutsu). This jutsu instantly transports him to anyplace he wants, hence the nickname "Yellow Flash of Konoha" and can be used over long distances as long as he knows exactly where he's going. Another jutsu that Minato uses involes special kunais. These kunais are made so wherever they are throw, the 4th Hokage can immediately teleport to its location. This technique is particularly effective on large numbers of enemies; Minato will simply distribute his special kunai to ally ninja and tell them to throw them at different targets at the same time, then simply teleport to the location and finish off his opponents. This attack can literally defeats a whole army almost instantly. Minato is also one of only four people in the Naruto world able to use the Rasengan, as well as its creator. While we don't know the peculiars of the Rasengan's birth, we do know it took Minato three years to perfect the technique. Based on Gamabunta's testimony we also know that Minato was able to use the Summoning Jutsu (Kyuichose No Jutsu) to summon frogs just like his teacher. As a last resort Minato has the ability to call on the most power and most dangerous Jutsu that he himself created, the Demonic Soul Seal (Fuuinjutsu Shiki Fuujin), the Jutsu that sealed Kyuubi inside Naruto. This Jutsu allows the user to call upon a Shinigami or "Death God" which joins with the actions of the user. Shinigami reaches into an outline of a soul in front of him which is actually the user. When the user grabs the victim, the Shinigami extends his hand through the soul outline and comes out from the stomach of the user. The Shinigami's hand goes into the enemy's stomach where from it literally rips the soul out. After the soul is pulled back into the user, the user says "Fuuin" (Seal) this completes the seal of the soul in the user's body. This can be used until the user runs out of energy, and since it is a sealing Jutsu, there is a price. The user pays the price with his life, which death devours. The souls of both the user and the target are kept in the belly of the Shinigami, and will suffer for all eternity in the belly of the Shinigami never gaining release, hating each other and battling for all of eternity. However in the 4th's case he somehow moved Kyuubi's soul into Naruto's body instead of into the Shinigami's stomach, it is presently unknown exactly how he accomplished this, but it's a good thing he did.

Read More...... Read More..